SATU INDONESIA
Sebelum
kalian membaca ini, kalian harus mengetahui dahulu bahwa saya hanya seseorang
yang ingin mengutarakan pendapat saya mengenai Pemilu 2019. Saya juga bukan
merupakan seseorang yang memahami ilmu politik dan sebagainya. Saya hanya
berharap untuk kalian yang telah membaca blog saya dapat membuka pikiran dan
tidak buta akan politik. Karena, nasib suatu bangsa ada pada tangan kita semua.
Tepatnya pada tahun ini yaitu 2019 merupakan tahunnya
pesta demokrasi di Indonesia. Mengapa disebut pesta demokrasi? Karena ditahun
ini rakyat akan memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR-RI, anggota
DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, anggota DPD. Kecuali DKI Jakarta,
yang hanya empat kertas suara —tanpa DPRD kota/kabupaten. Yang menarik
perhatian masyarakat yaitu terletak pada pemilihan presiden. Yang memiliki dua
calon, yaitu paslon 01 bapak Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin dan paslon 02 bapak Prabowo
dan Sandiaga. Pada bulan januari, merupakan masa kampanye masing-masing paslon.
Kedua paslon sangat memiliki perbedaan karakteristik. Dimana yang kita ketahui,
paslon 01 merupakan seseorang yang masih menjabat sebagai presiden sampai pada
saat ini yaitu pak Jokowi.
Pada kenyataannya, banyak terjadi perbedaan pendapat
antara pendukung paslon 01 dan 02. Mengapa terjadi? Menurut Saya, sudah
sepatutnya perbedaan pendapat itu terjadi. Karena Indonesia merupakan Negara demokrasi.
Banyak dari kita yang mengetahui arti demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga, pemilihan presiden pun merupakan hasil
dari perolehan suara terbanyak yang dipilih oleh rakyat. Maka dari itu, para
pendukung masing-masing paslon berlomba-lomba untuk mendukung paslon yang
diinginkannya untuk menjadi presiden. Banyak terjadi kontravensi, perbedaan
pendapat, dll.
Tapi, apakah kamu tau? Indonesia merupakan Negara kita
semua. Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika. Yang memiliki arti “Berbeda-beda
tetapi tetap satu jua”. Yang seharusnya rakyat mengetahui meskipun dalam
memilih capres nanti memiliki pilihan yang berbeda tetapi harus tetap saling
menghargai. Karena, sesungguhnya banyak dari masyarakat yang menjelek-jelekkan “orangnya”
yang menurut saya salah jika menyalahkan orangnya. Seharusnya yang disalahkan
yaitu kinerjanya bukan orangnya. Karena, yang dibutuhkan oleh Negara ini bukan
orangnya tetapi kinerjanya dengan program apa saja yang dijalankan oleh
orangnya.
Saya pernah membaca buku “Catatan Bangsa yang Aneh” karya
Khusnul Mustaqim dimana dibuku tersebut dijelaskan bahwa demokrasi hanya bisa diterapkan
pada masyarakat yang bisa mengatur dirinya sendiri. Oh pantas di Indonesia
meskipun menerapkan demokrasi tetap saja carut marut. Karena selama ini kita
biasa hidup dengan cara diatur oleh pemerintah dan bukan mengatur diri kita
sendiri. (Mustaqim, 2010) . Contoh paling
jelasnya seperti banyak masyarakat yang berkendara motor memakai helm hanya
karena takut ditilang oleh polisi dimana ini termasuk ke dalam peraturan lalu
lintas Negara Indonesia, maka dari itu helm hanya dijadikan sesuatu yang
dikerjakan karena takut dihukum bukan dijadikan sebagai penjagaan terhadap
diri. Karena masih banyak orang yang jika berkendara tidak memakai helm karena alasan
berkendara ke tempat yang tidak jauh dan tidak terdapat polisi.
Nah, dari contoh diatas kita dapat mengetahui bahwa
bangsa yang besar, dilihat melalui masyarakatnya sendiri bukan hanya melalui presidennya.
Percuma saja jika presidennya bagus dalam hal kinerja tetapi masyarakat masih
berprilaku buruk maka bangsa ini tetap saja terpuruk. Setiap presiden pasti
akan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka dari itu, kita
harus menghargai pilihan seseorang. Karena pada akhirnya siapapun presidennya
kita tetap satu yaitu Indonesia. Dan janganlah sekali-kali untuk golput. Karena
nasib suatu bangsa ada pada rakyatnya. Hidup bangsa Indonesia!

Can you explain the reason why we mustn't "golput"? Maybe, many people think that several of their visions and missions are'not matched with Indonesia's conditions in the every aspects.
ReplyDeletethank you for your comment on my blog. The reason why we mustn't "golput"? actually, when we choose the leader is NOT JUST choose a good leader and their vision and mision matched with Indonesia's. why? dengan memilih kita bisa menghindarkan niat orang jahat untuk memimpin negara ini. For example, if half of indonesia's population dont choose a leader, terus mau dikemanain kertas suara tersebut? Maka dari itu, disini ditakutkan kertas yang dipakai untuk memilih disalahgunakan oleh orang2 yang bermaksud jahat.
DeleteKarena, kita memilih bukan hanya memilih pemimpin yang bagus. Tetapi memilih yang menurut kita diantara calon tersebut yang terbaik antara satu sama lain, meskipun menurut kita kedua calon tersebut tidak ada yang sesuai. Karena memang sampai kapan pun ga bakalan ada pemimpin yang sempurna sesuai visi misi indonesia. Karena seperti yang saya bilang diatas, bahwa negara yang bagus bukan hanya dari presidennya tetapi dari masyarakatnya juga. Coba saja kalo pemimpin Indonesia digantikan oleh Barack Obama sekalipun, tetapi tetap saja kalo masyarakatnya tidak patuh peraturan, buang sampah sembarangan, dan saling tidak menghormati. Toh sama aja negara ini gak akan menjadi negara yang maju. kamu harus ingat "golput bukan menyelesaikan masalah" tetapi menyebabkan masalah.